Saturday, September 14, 2013

PENYEBAB DAN PENGOBATAN MIMISAN

Mimisan merupakan suatu keadaan terjadinya perdarahan dalam rongga hidung yang keluar melalui lubang hidung. Dalam dunia medis, mimisan dikenal dengan istilah epistaksis.
Mimisan

Mimisan dapat terjadi akibat adanya kelainan lokal pada rongga hidung ataupun karena kelainan yang terjadi di tempat lain dari tubuh. Rongga hidung merupakan daerah yang mempunyai banyak pembuluh darah, terutama di balik lapisan tipis di cuping hidung, sehingga relatif memudahkan terjadinya perdarahan.
Mimisan paling sering terjadi pada rentang usia 2-10 tahun dan 50-80 tahun. Sekitar 60% orang pernah mengalami mimisan, namun hanya 10% yang mencari pertolongan medis ke tenaga kesehatan.
Jenis

Ada dua jenis pendarahan pada hidung:
  1. Jenis anterior (bagian depan). Merupakan jenis yang lazim terjadi.
  2. Jenis posterior (bagian belakang).
Dalam kasus tertentu, darah dapat berasal dari sinus dan mata. Selain itu pendarahan yang terjadi dapat masuk ke saluran pencernaan dan dapat mengakibatkan muntah.
Penyebab

Mimisan sendiri sebenarnya bukan merupakan suatu bentuk penyakit, tetapi merupakan gejala dari suatu penyakit. Secara umum, penyebab mimisan dapat digolongkan menjadi penyebab lokal dan sistemik. Penyebab lokal berarti kondisi yang menyebabkan mimisan adalah dari dalam rongga hidung, sedangkan penyebab sistemik berarti terdapat kondisi penyakit umum yang salah satu gejalanya adalah perdarahan pada rongga hidung.
Beberapa penyebab mimisan yang bersifat lokal diantaranya adalah:
  1. Trauma lokal, misalnya setelah membuang ingus dengan keras, mengorek hidung, fraktur/patah tulang hidung, dll.
  2. Tumor, yang paling sering adalah tumor pembuluh darah yang timbul di rongga hidung yang biasanya ditandai dengan perdarahan yang hebat, atau tumor nasofaring dengan ciri perdarahan berulang ringan bercampur lendir.
  3. Idiopatik (tidak jelas), yang jumlahnya mencapai 85% dari kasus. Biasanya mimisan jenis ini bersifat ringan dan berulang pada anak dan remaja.
  4. Iritasi gas atau zat kimia atau udara panas.
  5. Keadaan lingkungan yang sangat dingin.
  6. Tinggal di daerah yang tinggi atau perubahan tekanan atmosfir.
  7. Benda asing.
Sedangkan beberapa penyebab mimisan yang bersifat sistemik diantaranya adalah:
  1. Hipertensi dan penyakit kardiovaskuler lainnya yang disinyalir merupakan penyebab tersering pada usia 60-70 tahun.
  2. Kelainan perdarahan seperti leukemia, hemofilia (kelainan faktor pembekuan darah), trombositopenia (kekurangan sel keping darah), dll.
  3. Infeksi, seperti demam berdarah, morbili, demam tifoid, dll.
  4. Gangguan keseimbangan hormon seperti kehamilan, menarche, dan menopause.
  5. Kelainan bawaan.
  6. Akibat konsumsi obat-obatan tertentu yang mengencerkan darah dan menghambat pembekuan darah seperti obat antikoagulan dan aspirin.
Bagian-bagian hidung

Pengobatan

Upaya pertama yang dapat Anda lakukan ketika mengalami mimisan adalah duduk dengan posisi condong ke depan, lalu menekan bagian bawah dari hidung selama 5-15 menit untuk menghentikan perdarahan. Pada kondisi ini, Anda bisa tetap bernapas melalui mulut.
Setelah perdarahan berhenti, untuk memastikan sumber perdarahan sebaiknya Anda memeriksakan diri ke dokter terdekat untuk dilakukan pemeriksaan rongga hidung. Pemeriksaan ini perlu dilakukan untuk memastikan sumber perdarahan, karena sekitar 90% dari mimisan yang berasal dari bagian depan hidung dapat teridentifikasi sumber perdarahannya.
Jika perdarahan masih berlanjut, dokter biasanya akan memasang tampon (sumbatan) yang ditambahkan zat tertentu untuk menghentikan perdarahan.
Pada kasus mimisan yang sangat sering terjadi, jika perdarahannya tidak hebat dan tidak ada keluhan lain, maka kemungkinan ini tergolong dalam penyebab idiopatik. Faktor kelelahan bisa saja ikut memudahkan terjadinya perdarahan, namun mekanismenya belum diketahui secara jelas.
Saran

Beberapa saran untuk mencegah mimisan antara lain:
  • Tidak mengorek hidung terutama bila kuku panjang.
  • Jangan membuang ingus terlalu keras.
  • Menggunakan semprot hidung berisi larutan garam normal sebelum tidur untuk menjaga kelembaban rongga hidung.
  • Menggunakan masker bila bekerja di ruang yang banyak zat kimia yang dapat mengiritasi seperti di laboratorium.
  • Tidak merokok, karena asap rokok juga bersifat iritatif terhadap lapisan rongga hidung.

No comments:

Post a Comment