1. Tungau
Tungau
adalah sekelompok hewan kecil bertungkai delapan yang, bersama-sama
dengan caplak, menjadi anggota superordo Acarina. Tungau bukanlah kutu
dalam pengertian ilmu hewan walaupun sama-sama berukuran kecil (sehingga
beberapa orang menganggap keduanya sama). Apabila kutu sejati merupakan
anggota Insecta (serangga), tungau lebih berdekatan dengan laba-laba
dilihat dari kekerabatannya.
2. Kutu kepala manusia
Kutu kepala adalah sejenis parasit penghisap darah yang biasanya hidup
dibagian kepala. Kutu betina mampu bertelur enam buah sehari. Telur ini
selalu melekat dengan kuat pada rambut. Telur-telur ini akan menetas
setelah kurang lebih 8 hari.
Kutu kepala merebak dengan cepat melalui sentuhan dengan rambut yang bermasalah. Ia juga dapat melompat ke kepala melalui berus atau sikat rambut, topi, bantal dan tuala.
Kutu kepala merebak dengan cepat melalui sentuhan dengan rambut yang bermasalah. Ia juga dapat melompat ke kepala melalui berus atau sikat rambut, topi, bantal dan tuala.
3. Belatung
Belatung atau bernga/berenga adalah larva dari lalat. Beberapa jenis
belatung yang ditemukan dalam mayat dapat berguna bagi ilmuwan forensik.
Dari tahapan perkembangan, belatung ini dapat digunakan untuk
menandakan lamanya waktu sejak kematian, dan juga tempat organisme
bersangkutan mati.
Ukuran belatung lalat rumah tangga adalah 9,5–19,1 mm. Identifikasi belatung menggunakan klasifikasi yang disebut tahapan "Instar". Belatung tahap instar I panjangnya 2–5 mm; instar II 6–14 mm; instar III 15–20 mm. Masing-masing tahap tersebut berlangsung selama berturut-turut 2–3 hari, 3–4 hari, dan 4–6 hari (rata-rata untuk lalat rumah) sejak telur diletakkan. Dengan menggunakan data tersebut dan tanda-tanda lain, waktu kira-kira sejak kematian dapat diperkirakan oleh ilmuwan forensik.
Ukuran belatung lalat rumah tangga adalah 9,5–19,1 mm. Identifikasi belatung menggunakan klasifikasi yang disebut tahapan "Instar". Belatung tahap instar I panjangnya 2–5 mm; instar II 6–14 mm; instar III 15–20 mm. Masing-masing tahap tersebut berlangsung selama berturut-turut 2–3 hari, 3–4 hari, dan 4–6 hari (rata-rata untuk lalat rumah) sejak telur diletakkan. Dengan menggunakan data tersebut dan tanda-tanda lain, waktu kira-kira sejak kematian dapat diperkirakan oleh ilmuwan forensik.
4. Earwig
Earwig sebenarnya adalah sebutan orang barat terhadap serangga ini. Di
beberapa daerah di Indonesia sendiri, hewan ini dikenal dengan nama
cocopet. Nama "earwig" berasal dari kata-kata dalam bahasa Inggris "ear"
(kuping) & "wiggle" (sesuatu yg bergerak). Nama itu muncul karena
adanya mitos bahwa hewan ini biasa masuk ke dalam telinga manusia &
kemudian tinggal di dalamnya. Mitos yg sepenuhnya salah, namun earwig
memang kadang-kadang tidak sengaja masuk ke lubang telinga karena
mencari tempat persembunyian mengenai hal itu akan dibahas di bawah.
Earwig mudah dikenali dengan melihat tubuhnya yg kecil & ekornya yg panjang dengan semacam capit di ujungnya. Earwig sendiri rata-rata memang berukuran kecil - umumnya sekitar 1-3 cm, walaupun earwig St. Helena bisa tumbuh hingga ukuran 8 cm. Ekor (atau lebih tepat abdomennya) earwig sangat lentur sehingga ia bisa membengkokkan ekornya ke depan seperti kalajengking & menggunakan capit di ujungnya untuk berbagai keperluan.
Mereka bisa menggunakan capit di ujung ekornya untuk menangkap - dan kadang-kadang sampai memotong mangsa & musuhnya. Beberapa spesies earwig juga diketahui mengunakan capit di ujung ekornya sebagai alat bantu dalam perkimpoian.
Earwig mudah dikenali dengan melihat tubuhnya yg kecil & ekornya yg panjang dengan semacam capit di ujungnya. Earwig sendiri rata-rata memang berukuran kecil - umumnya sekitar 1-3 cm, walaupun earwig St. Helena bisa tumbuh hingga ukuran 8 cm. Ekor (atau lebih tepat abdomennya) earwig sangat lentur sehingga ia bisa membengkokkan ekornya ke depan seperti kalajengking & menggunakan capit di ujungnya untuk berbagai keperluan.
Mereka bisa menggunakan capit di ujung ekornya untuk menangkap - dan kadang-kadang sampai memotong mangsa & musuhnya. Beberapa spesies earwig juga diketahui mengunakan capit di ujung ekornya sebagai alat bantu dalam perkimpoian.
5. Beruang air
Tardigrades (dikenal dengan Water Bears / Beruang Air) merupakan bagian
dari supefilum Ecdysozoa, filum Tardigrada. Ukurannya sangat kecil,
hidup di air, dengan kaki berjumlah delapan. Tardigrades pertama kali
dideskripsikan oleh Eprhaim Goeze pada tahun 1773.
Nama Tardigrades berarti "pejalan lambat" yang diberikan oleh Spallanzani (1777). Panjang tubuh tardigrades dewasa adalah 1,5 mm, paling kecil ukurannya 0,1 mm, larvanya berukuran 0,05 mm.
Tardigrades bisa ditemukan di semua bagian dunia, mulai dari puncak Himalaya hingga di dasar samudera, dan dari kutub hingga di bagian ekuator. Tempat yang paling disukai di tempat berganggang. Di pantai, tanah maupun di air dapat dijumpai binatang mini ini.
Hal yang paling menarik dari hewan ini adalah kemampuan untuk beradaptasi di lingkungan yang sangat ekstrim. Tardigrades dapat bertahan di lingkungan yang beku (0 derajat celcius) hingga di tempat yang bertemperatur tinggi (151 derajat celcius).Bahkan dapat bertahan terhadap radiasi 1.000 kali lebih tinggi dibandingkan jumlah radiasi di mana makhluk hidup lain dapat bertahan. Oleh karena itu, tardigrades dikenal sebagai hewan yang polyextremeophiles.
Dengan kemampuan tersebut, tardigrades merupakan makhluk hidup yang dapat bertahan bila terjadi perang nuklir atau bencana alam lain yang ekstrim. Bahkan tardigrades dapat hidup selama 120 tahun dalam kondisi kering.
Nama Tardigrades berarti "pejalan lambat" yang diberikan oleh Spallanzani (1777). Panjang tubuh tardigrades dewasa adalah 1,5 mm, paling kecil ukurannya 0,1 mm, larvanya berukuran 0,05 mm.
Tardigrades bisa ditemukan di semua bagian dunia, mulai dari puncak Himalaya hingga di dasar samudera, dan dari kutub hingga di bagian ekuator. Tempat yang paling disukai di tempat berganggang. Di pantai, tanah maupun di air dapat dijumpai binatang mini ini.
Hal yang paling menarik dari hewan ini adalah kemampuan untuk beradaptasi di lingkungan yang sangat ekstrim. Tardigrades dapat bertahan di lingkungan yang beku (0 derajat celcius) hingga di tempat yang bertemperatur tinggi (151 derajat celcius).Bahkan dapat bertahan terhadap radiasi 1.000 kali lebih tinggi dibandingkan jumlah radiasi di mana makhluk hidup lain dapat bertahan. Oleh karena itu, tardigrades dikenal sebagai hewan yang polyextremeophiles.
Dengan kemampuan tersebut, tardigrades merupakan makhluk hidup yang dapat bertahan bila terjadi perang nuklir atau bencana alam lain yang ekstrim. Bahkan tardigrades dapat hidup selama 120 tahun dalam kondisi kering.
6. Rayap
Rayap adalah serangga sosial anggota bangsa Isoptera yang dikenal luas
sebagai hama penting kehidupan manusia. Rayap bersarang di dan memakan
kayu perabotan atau kerangka rumah sehingga menimbulkan banyak kerugian
secara ekonomi. Rayap masih berkerabat dengan semut, yang juga serangga
sosial. Dalam bahasa Inggris, rayap disebut juga "semut putih" (white
ant) karena kemiripan perilakunya.
7. Kutu daun
Kutu daun kapas Aphis gossypii Glover (Homoptera: Aphididae) merupakan
salah satu hama yang menyerang daun muda dan pucuk tanaman , terutama
pada tanaman musim kemarau. Serangga ini bersifat polifag dan
kosmopolitan, menyerang dengan cara menusuk dan mengisap cairan sel-sel
epidermis dan mesofil daun dengan menggunakan stiletnya.
No comments:
Post a Comment