1. Jamur
Jamur yang tersedia di supermarket seharusnya aman untuk dikonsumsi,
tetapi para penggemar jamur perlu berhati-hati karena banyak spesies
dapat sangat berbahaya bahkan mematikan.
Sekitar 100 spesies jamur dikabarkan berbahaya bagi manusia, dengan gejala mulai dari sakit kepala hingga kejang bahkan kematian. Pada tahun 2010 sejumlah kecil jamur yang disebut Little White dianggap bertanggungjawab atas kematian sekitar 400 orang di Cina.
Sekitar 100 spesies jamur dikabarkan berbahaya bagi manusia, dengan gejala mulai dari sakit kepala hingga kejang bahkan kematian. Pada tahun 2010 sejumlah kecil jamur yang disebut Little White dianggap bertanggungjawab atas kematian sekitar 400 orang di Cina.
2. Cabai
Cabai terkenal karena pedasnya, yang membuatnya sangat terkenal. Kendati
begitu, ternyata kepedasan tersebut dihasilkan dari senyawa kimia
(capsaicin) yang dapat menyebabkan efek keracunan seperti sakit perut,
gatal-gatal, dan dalam kasus paling parah, dapat berujung pada kematian.
Bagi kebanyakan orang, mengonsumsi cabai hanya sedikit berbahaya, namun capsaicin memang paling baik dibatasi dalam konsumsinya, jadi pastikan untuk tidak terlalu banyak memakannya dan hindari kompetisi makan makanan pedas!
Bagi kebanyakan orang, mengonsumsi cabai hanya sedikit berbahaya, namun capsaicin memang paling baik dibatasi dalam konsumsinya, jadi pastikan untuk tidak terlalu banyak memakannya dan hindari kompetisi makan makanan pedas!
3. Minyak Rapeseed
Ada banyak kontroversi tentang minyak yang tampak alami dan tidak
berbahaya ini, namun anggapan umum menyatakan bahwa minyak rapeseed
memiliki banyak efek negatif pada kesehatan. Laporan menyatakan bahwa
tumbuhan rape, yang merupakan sumber dari minyak tersebut, sangat
beracun, dan efek samping mengonsumsi minyaknya antara lain adalah
masalah pernapasan dan kebutaan.
4. Beras
Ada banyak kontroversi tentang minyak yang tampak alami dan tidak
berbahaya ini, namun anggapan umum menyatakan bahwa minyak rapeseed
memiliki banyak efek negatif pada kesehatan. Laporan menyatakan bahwa
tumbuhan rape, yang merupakan sumber dari minyak tersebut, sangat
beracun, dan efek samping mengonsumsi minyaknya antara lain adalah
masalah pernapasan dan kebutaan.
5. Biji Pala
Meskipun biji pala memiliki manfaat kesehatan, namun juga dapat sangat
berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah besar. Biji pala mengandung zat
beracun yang disebut myristicin, porsi sedang dari biji pala dapat
menyebabkan halusinasi (jadi kalo mau nge-fly [a.k.a mabok] konsumsi ini
aja) , sementara dalam jumlah besar biji pala dapat menyebabkan kejang, berdebar-debar, mual, dehidrasi, dan kematian.
6. Apel non-organik
Karena apel rawan menjadi tempat berkembang biak serangga, para petani
sering melapisi buah dengan bahan kimia pestisida dan fungisida,
beberapa di antaranya akan menyerap ke dalam dagingnya. Untuk
meminimalkan risiko kesehatan, cobalah untuk membeli apel organik kapan
pun agan-sista bisa, atau setidaknya kupas kulitnya sebelum makan.
7. Salmon ternak
Sebuah penelitian menemukan, 13 racun berbeda — antara lain PCB, yang
diklasifikasikan sebagai sebuah kemungkinan karsinogen manusia oleh
Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) — berada pada tingkat yang lebih
tinggi dalam salmon yang dibesarkan di peternakan daripada yang terdapat
dalam salmon liar.
Karena kemungkinan bahaya kesehatan akibat mengonsumsi racun tersebut, dianjurkan untuk mengurangi porsi dari salmon ternak (petunjuknya adalah dengan mengurangi setengah porsi per bulan, bergantung dari mana salmon tersebut berasal) atau beralih mengonsumsi salmon liar.
Karena kemungkinan bahaya kesehatan akibat mengonsumsi racun tersebut, dianjurkan untuk mengurangi porsi dari salmon ternak (petunjuknya adalah dengan mengurangi setengah porsi per bulan, bergantung dari mana salmon tersebut berasal) atau beralih mengonsumsi salmon liar.
8. Popcorn Microwave
Meskipun makan popcorn microwave tidak diyakini berbahaya bagi
kesehatan, namun ditemukan bahwa popcorn dengan bumbu mentega mengandung
bahan kimia berbahaya (diacetyl) dalam bumbu tersebut yang melepaskan
gas beracun ketika dimasukkan ke dalam microwave.
Meskipun sejauh ini hal tersebut sebagian besar hanya dialami oleh pekerja pabrik — dengan banyak timbulnya penyakit paru-paru yang disebut sebagai “paru-paru popcorn” — seorang konsumen kini diketahui juga mengidap gangguan paru-paru akibat racun tersebut.
Namun, ini jelas tidak dapat menjadi patokan, karena penderita tersebut mengaku bahwa ia mengonsumsi popcorn microwave setidaknya dua kali sehari selama 10 hingga 12 tahun. Jika Anda makan dalam jumlah sedikit, mungkin paling aman untuk mengonsumsinya di rumah, hanya berhati-hatilah untuk menghindari gas ketika membuka kemasan popcorn tersebut.
Meskipun sejauh ini hal tersebut sebagian besar hanya dialami oleh pekerja pabrik — dengan banyak timbulnya penyakit paru-paru yang disebut sebagai “paru-paru popcorn” — seorang konsumen kini diketahui juga mengidap gangguan paru-paru akibat racun tersebut.
Namun, ini jelas tidak dapat menjadi patokan, karena penderita tersebut mengaku bahwa ia mengonsumsi popcorn microwave setidaknya dua kali sehari selama 10 hingga 12 tahun. Jika Anda makan dalam jumlah sedikit, mungkin paling aman untuk mengonsumsinya di rumah, hanya berhati-hatilah untuk menghindari gas ketika membuka kemasan popcorn tersebut.
9. Kentang
Kentang mungkin terlihat cukup aman, tapi apakah Anda tahu bahwa kentang
sebenarnya berasal dari keluarga yang sama dari tanaman beracun
Solanaceae?
Kentang memiliki risiko tertentu untuk kesehatan kita karena mengandung senyawa beracun yang dikenal dengan glycoalkaloids, yang paling mengkhawatirkan adalah solanin yang memengaruhi saraf dan sistem pencernaan, menyebabkan sakit kepala, lemas, limbung, diare dan muntah dan lain-lain.
Keracunan kentang sangat jarang terjadi, tapi hindarilah kentang yang sudah berkecambah — yang cenderung memiliki konsentrasi glycoalkaloids yang lebih tinggi — dan kentang yang telah berubah hijau. Meski warna hijau dalam kentang sendiri tidak berbahaya, hal tersebut menunjukkan bahwa kentang telah terpapar cahaya matahari, yang dapat juga mendorong tingkat solanin untuk naik di atas kadar yang aman.
Kentang memiliki risiko tertentu untuk kesehatan kita karena mengandung senyawa beracun yang dikenal dengan glycoalkaloids, yang paling mengkhawatirkan adalah solanin yang memengaruhi saraf dan sistem pencernaan, menyebabkan sakit kepala, lemas, limbung, diare dan muntah dan lain-lain.
Keracunan kentang sangat jarang terjadi, tapi hindarilah kentang yang sudah berkecambah — yang cenderung memiliki konsentrasi glycoalkaloids yang lebih tinggi — dan kentang yang telah berubah hijau. Meski warna hijau dalam kentang sendiri tidak berbahaya, hal tersebut menunjukkan bahwa kentang telah terpapar cahaya matahari, yang dapat juga mendorong tingkat solanin untuk naik di atas kadar yang aman.
10. Kacang
Kacang tidak hanya menjadi salah satu penyebab alergi makanan yang
paling umum, tetapi juga dapat berbahaya bagi orang-orang yang tidak
menderita alergi. Kacang lebih baik dihindari oleh orang-orang yang
mempunyai masalah dengan ginjal atau kantung empedu karena mengandung
oxalates yang dapat mengkristal dan menyebabkan batu pada ginjal dan
kantung empedu.
Namun, bahkan bagi kita semua, kacang dapat beracun oleh karena kerentanan kacang terhadap jamur dan aflatoksin (karsinogen yang sangat beracun) yang dihasilkan oleh jamur yang disebut Aspergillus flavus yang menyerang kacang.
Jika Anda tidak bisa menolak untuk mengemil kacang, cobalah untuk membeli kacang yang diproduksi di daerah-daerah kering, karena risiko aflatoxins lebih rendah.
Namun, bahkan bagi kita semua, kacang dapat beracun oleh karena kerentanan kacang terhadap jamur dan aflatoksin (karsinogen yang sangat beracun) yang dihasilkan oleh jamur yang disebut Aspergillus flavus yang menyerang kacang.
Jika Anda tidak bisa menolak untuk mengemil kacang, cobalah untuk membeli kacang yang diproduksi di daerah-daerah kering, karena risiko aflatoxins lebih rendah.
No comments:
Post a Comment